Persaingan Indonesia vs Malaysia Merebut Overflow Market Data Center Singapura

Johor lebih siap dibanding Batam. Potensi tetap ada, tapi eksekusi jadi tantangan utama.

Pada tahun 2024 market data center Indonesia berada di angka 426.1 MW. Singapura di 717.5 MW, sementara Johor di 440.8 MW. Tidak jauh dari Indonesia.

Pada tahun 2028 nanti market data center Indonesia diperkirakan akan tumbuh 2 kali lipat di angka 840 MW. Untuk Singapura tidak akan banyak berkembang. Proyeksi untuk Singapura ada di angka 875.5 MW. Menariknya, market data center di Johor diperkirakan akan tumbuh hingga 3 kali lipat, yaitu sebesar 1.300,4 MW pada 2028 nanti.

Lalu angka pertumbuhan di Johor itu hanya untuk kawasan Johor saja, bukan Malaysia secara keseluruhan. Sementara untuk Indonesia adalah secara keseluruhan.

Angka tersebut sumbernya dari Structure Research.

Indonesia vs Malaysia kalah 2-3?

Besarnya pertumbuhan market data center di Johor awalnya ter-trigger dari pasar Singapura.

Singapura merupakan hub penyedia layanan infrastruktur data center di kawasan ASEAN. Pada tahun 2020 pemerintah setempat mengeluarkan moratorium untuk menghentikan sementara pembangunan data center baru. Alasan utamanya adalah karena keterbatasan lahan dan pasokan energi.

Sebagai konsekuensi dari moratorium itu, Malaysia dan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Singapura memiliki potensi yang sangat tinggi untuk menjadi tempat alternatif memenuhi kebutuhan perkembangan market data center Singapura kedepannya.

Market data center Singapura masih akan bertumbuh dengan pesat, terutama untuk memenuhi kebutuhan workload AI yang secara masif sedang dikembangkan.

Malaysia di wakili oleh Johor. Untuk Indonesia diwakili oleh Batam.

Melihat dari angka proyeksi sebelumnya, bisa terlihat bahwa Malaysia dengan Johornya lebih siap Dibandingkan Indonesia.

Walaupun potensi pengembangan market data center Singapura ke Johor dan Batam saat ini masih dalam tahap awal, pipeline sebesar 2 GW sudah mulai memasuki fase pengembangan.

Johor vs Batam

Berdasarkan data yang disajikan Structure Research, total kapasitas critical load data center di Johor dan Batam saat ini berada di angka 119.6 MW. Critical load adalah power capacity yang digunakan hanya untuk perangkat IT. Bukan termasuk cooling dan perangkat infrastruktur pendukung lainnya.

Kapasitas cirital load untuk data center Johor saat ini berada di 119.6 MW, atau 90% dari total critical load Johor – Batam.

Hingga akhir tahun 2024 kerberadaan hyperscaler atau perusahaan colocation internasional di Batam belum muncul secara signifikan. Sementara di Johor pembangunan data center sudah sangat masif. Pada tahun 2020 data center berskala besar pertama di Johor dioperasikan oleh Keppel. Kapasitasnya baru sebesar 10 MW. Pada tahun 2023/2024 Princeton Digital Group telah mengoperasikan data center pertamanya di Johor dengan kapasitas 150 MW.

Pesatnya perkembangan market data center di Johor tentunya juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan Pemerintah setempat yang sudah melihat peluang dan bisa bertindak dengan cepat. Pada tahun 2023 lalu Pemerintah Malaysia mengeluarkan inisiatif yang dapat mempercepat aproval pengembangan data center. Sebelum inisiatif ini lead time pembangunan data center di sana membutuhkan waktu 3 hingga 4 tahun. Setelah inisiatif diimplementasikan, proses lead time hanya memakan waktu 12 bulan.

Bagaimana dengan Batam?

Pada akhir tahun 2021 dikabarkan bahwa Data Center First akan meluncurkan data center pertamanya di KEK Nongsa Batam dengan kapasitas 30 MW. Dikatakan bahwa data center ini akan siap beroperasi pada tahun 2024.

Pada akhir 2023, NeutraDC, anak perusahaan PT TELKOM (IDX: TLKM) berencana untuk membangun data center Kabil Integrated Industrial Estate Batam dengan total kapasitas IT load sebesar 51 MW. Untuk rencana fase awal adalah di angka 17 MW, yang baru akan beroperasi di tahun 2025 dengan load awal sebesar 5 MW.

Pertumbuhan Batam masih jauh apabila dibandingkan dengan Johor. Namun potensi untuk merebut pasar data center Singapura masih tetap ada. DCI (IDX: DCII) sendiri sudah menyiapkan lahan dengan kapasitas 1000 MW di pulau Bintan untuk ini. Walaupun sampai sekarang masih belum terdengar lagi perkembangan pembangunannya.

Akankah Batam dapat mengalahkan Johor? Mungkin akan sangat sulit dalam 4 tahun kedepan. Angka proyeksi yang disajikan oleh Structure Research adalah berdasarkan pipeline yang sudah ada. Bukan sekedar mengada-ada.

Namun potensinya akan tetap ada, sebagaimana yang disampaikan oleh Structure Research. Butuh daya dan upaya untuk mengubah potensi menjadi wujud nyata.

Referensi


Posted

in

by